PERBEDAAN RECORDER dan PLC

thermocouple rtd pt100 thermistor difference thermocouple rtd thermistor pdf  comparison
Image result for recorder temperature ohkura jakarta
Suhu adalah perubahan panas dingin yang diukur dengan satuan suhu celcius Kelvin Fahrenheit dan lain-lain suhu tepatnya diukur dengan alat pengukur suhu dalam hal ini thermocouple & RTD. Pada saat suhu diukur terkadang kita tidak dapat mencatat atau menyimpan hasil pengukuran Oleh karena itu kita butuh satu device yang dapat mencatat dan merekam hasil pengukuran suhu alat tersebut kemudian dinamakan Data Logger temperature atau sering disebut juga recorder temperature.
Tanpa alat ini, ini kalau pencatatan dan pengukuran dilakukan dengan manual bisa menimbulkan human error.

Recorder temperature terdiri atas dua jenis. Ada yang masih menggunakan paper (Chart paper) ada juga yang sudah menggunakan Paperless System. Perbedaannya terletak pada media pencatatan hasil recorder temperature. Pada jenis temperatur yang paper chart, hasil pengukuran di print out dengan ribbon dan kertas sesuai dengan interval waktu yang di setting pada unit chat recorder.

Pada Paperless Recorder temperatur hasil pencatatan tidak menggunakan kertas atau paper, melainkan menggunakan media sD card memori, yang dapat menampung kapasitas hasil recorder. Jenis SD card yang digunakan juga sangat umum dan mudah ditemui di pasaran.

Apa sesungguhnya fungsi utama sebagai recorder temperature?, perbedaan dengan PLC atau dengan data Logger lainnya? 

Recorder temperature sesungguhnya membantu perusahaan untuk visualisasi hasil pengukuran di lantai produksi dalam hal ini berdekatan dengan mesin. Hal ini dilakukan untuk memonitoring setiap suhu yang didapat agar selalu terkontrol dan berada dalam range temperatur yang diizinkan. Beberapa hari kode temperatur dilengkapi dengan output alarm dan relay, sehingga ketika terjadi deviasi, maka alarm akan berfungsi. Umumnya hanya dilengkapi dengan satu output alarm.

Recorder Temperature juga dimanfaatkan untuk berikut beberapa jenis sensor lainnya dengan persyaratan output 4 - 20Ma, bisa berasal dari sensor pressure, getaran, bahkan bisa juga berasal dari pH sensor.

Umumnya recorder temperature digunakan di daerah ah yang letak mesinnya agak berjauhan dengan office, memudahkan untuk mengontrol fasilitas produksi. Power supply yang digunakan juga sangat umum yakni 220volt.

Recorder temperature sangat jauh berbeda dengan PLC :
1. Recorder temperatur mempunyai standar aplikasi yang tidak bisa dimodifikasi
2. Tersedia dalam channel yang terbatas dan tidak modular
3. Output yang diperoleh juga sangat terbatas yakni csv ataupun Excel untuk Real Time monitoring nya. Artinya : Output dari recorder temperatur sudah final, tidak bisa dibuat dashboard, tidak bisa dilanjutkan ke internet of Things, tidak bisa dilanjutkan ke reporting yang sifatnya computing. Tidak bisa dilanjutkan otomatis ke bisnis intelijen, atau dilanjutkan ke platform software yang lain.
4. Recorder hanya sebagai kacamata mesin, tidak lebih dari itu. Recorder bukanlah controller, recorder tidak bisa menaikkan atau menurunkan suhu. Memerlukan devise tambahan seperti controller temperature.

Apakah data recorder bisa dihubungkan dengan PLC? 
Ya tentu saja bisa digabungkan dengan PLC. Sepanjang recorder mempunyai port komunikasi lanjutan seperti analog rs485 ataupun rs232. Namun perlu dipertimbangkan sistem tersebut. Karena sudah tidak lean manufacturing dan terlalu boros. Seharusnya yang paling efektif adalah sensor termokopel, RTD dihubungkan langsung dengan PLC.

Jika ingin dilanjutkan ke platform berikutnya, dilakukan secara manual memindahkan data csv dan Excel ke program selanjutnya.


thermocouple jakarta
THERMOCOUPLE Berasal dari kata “Thermo” yang berarti energi panas dan “Couple”yang berarti pertemuan dari dua buah benda. Termokopel adalah transduser aktif suhu yang tersusun dari dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan titik yang lain sebagai outputnya.

Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup antara -200oC sampai 1800oC dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
Hasil gambar untuk thermocouple
Prinsip kerja termokopel secara sederhana berupa dua buah kabel dari jenis logam yang berbeda ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah perbedaan tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi.Hasil gambar untuk thermocouple
Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang yang dipanaskan akan terjadi muatan positif.
Kerapatan electron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis logam.
. Hasil gambar untuk thermocouple
Jika dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan, maka elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke batang yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan. Besarnya termolistrik atau gem ( gaya electromagnet ) mengalir dari titik hot-juction ke cold-junction atau sebaliknya. Setelah terdeteksi perbedaan tegangan (volt)Beda tegangan ini linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi kedalam bentuk tampilan display.
Sebelum dikonversi, nilai arus di komparasi dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor berupa seven segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel.
Hasil gambar untuk thermocouple
Sebuah termokopel terdiri dari dua buah kawat yang kedua ujungnya disambung sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari suhu, diketahui sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage, yang ditemukan oleh Thomas Seebeck pada 1921. Hubungan antara tegangan dan pengaruhnya terhadap suhu masing-masing titik pertemuan dua buah kawat adalah linear. Walaupun begitu, untuk perubahan suhu yang sangat kecil, tegangan pun akan terpengaruh secara linear, atau dirumuskan sebagai berikut : (National Instrument , Application Note 043)
Untitled
dengan ΔV adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck, dan ΔT adalah perubahan suhu. Nilai S akan berubah dengan perubahan suhu, yang berdampak pada nilai keluaran berupa tegangan termokopel tersebut, dan nilai S akan bersifat non-linear di atas rentang tegangan dari termokopel tersebut.
Termokopel diberi tanda dengan hurup besar yang mengindikasikan komposisinya berdasar pada aturan American National Standard Institute (ANSI), seperti dibawah ini :

Tabel Sifat dari beberapa tipe termokopel pada 250C
Tipe Material( + dan -) Temp.Kerja(0C) Sensitivitas(µV/0C)
E Ni-Cr dan Cu-Ni -270 ~ 1000 60.9
J Fe dan Cu-Ni -210 ~ 1200 51.7
K Ni-Cr dan Ni-Al -270 ~ 1350 40.6
T Cu dan Cu-Ni -270 ~ 400 40.6
R Pt dan Pt(87%)-Rh(13%) -50 ~ 1750 6
S Pt dan Pt(90%)-Rh(10%) -50 ~ 1750 6
B Pt(70%)-h(30%)dan Pt(94%)-Rh(6%) -50 ~ 1750 6



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berapa Umur Thermocouple Nitride?

Thermocouple SIlicon Nitride pada aplikasi ALuminium Die casting : 50% persen umur thermocouple tidak menc...